April 2015

Saudaraku ! Kamu tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam hal
1.    Kecerdasan
Kecerdasan manusia dalam berfikir menentukan seberapa banyak ilmu yang akan diperoleh. Kecerdasan bisa berbagai macam bisa dalam bentuk kecerdasan Intelektual, Spiritual, Emosi, Hati, dll. Kecerdasan manusia bisa dipupuk dan diarahkan sehingga pada dasarnya manusia itu semua cerdas.
2.    Minat
Orang yang akan menuntut ilmu harus memiliki minat dengan ilmu yang akan dipelajari. Dengan minat yang kuat makan ilmu akan mudah dipelajari, akan tetapi jika tidak ada minat maka akan lama atau sia-sia
3.    Kesungguhan
Kesungguhan dan tekad kuat merupakan salah satu hal penting dalam menuntut ilmu. Orang yang bersungguh-sungguh dalam berbagai hal Insya Allah akan mendapatkan apa yang diinginkan, tentunya atas izin Allah SWT
4.    Biaya
Seorang dokter ahli, Guru besar, Pengusaha tidak serta merta begitu saja mejadi sukses tanpa ada biaya yang dikeluarkan. Biaya bisa diperoleh melalui berbagai cara bisa dengan usaha, beasiswa, dll.
5.    Berteman dengan Guru
Orang yang bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut merasakan wanginya, begitu juga ketika kita ingin memperoleh ilmu tertentu maka sering-seringlah bergaul dengan ahlinya. Orang yang ingin memperoleh ilmu tentang kewirausahaan maka sering-seringlah bergaul atau berguru dengan pengusaha yang sukses
6.    Waktu yang lama
Menuntut ilmu bukanlah instan begitu saja, akan tetapi ada proses didalamnya dan tentunya memerlukan waktu yang lama tergantung berapa banyak keilmuan yang akan dipelajari
Itulah enam hal agar kita bisa mendapatkan ilmu. Semoga bisa bermanfaat dan menambah keilmuan kita semua
"hikmah mempelajari kajian ilmu"
(Nurdin Syaiful Baladi, S. T ) direktur Cermat Media
Ikhlas, kata-kata yang mudah diucapkan akan tetapi sangat berat dalam pelaksanaan. Orang sering berkata ikhlas di mulut ketika memberi, membantu, atau yang lain agar mendapat pujian. Keikhlasan dalam Islam identik dengan setiap kegiatan atau aktifitas yang dilakukan hanya karena Allah SWT tidak yang lain. Ada suatu kisah dari seorang ulama terkait keikhlasan, dikisahkan tukang becak di suatu kota merenung bagaimana caranya agar bisa mendapat syurga Allah, dengan sedekah harta tidak mungkin karena penghasilan tidak cukup. Akhirnya terlintas niatan si tukang becak tadi yaitu memberikan layanan becak gratis ke penumpang setiap hari Jum’at. Hal ini dilakukan semata-mata ingin mendapat syurga Allah. Pada suatu hari ada penumpang yang mencoba apakah benar setiap Jum’at gratis naik becak? setelah beberapa kali ternyata benar, waktu itu penumpang tersebut memiliki nadzar ingin menghajikan seseorang, teringatlah si tukang becak tadi. Akhirnya tanpa disangka-sangka si tukang becak tadi mendapat rejeki berupa naik haji gratis. Dari cerita tersebut bisa diambil hikmah bahwa keikhlasan dalam melakukan sesuatu akan dibalas oleh Allah dengan balasan yang tidak disangka-sangka bahkan tidak terpikirkan seperti tukang becak tadi awalnya hanya ingin memberikan layanan becak gratis setiap Jum’at ternyata bisa naik haji gratis. Semoga kita semua bisa ikhlas dalam setiap kegiatan
by Nurdin Syaiful Baladi, S. T ( Direktur Cermat Media )
“Sahabat, anda adalah orang pilihan”, kata-kata tersebut yang sering muncul dari motivator dakwah. Jika kita renungkan memang benar, saat ini orang yang benar-benar peduli dengan masyarakat jumlahnya tidak sebanding dengan yang cuek dengan keadaan masyarakat. Tetapi Saat pemilu muncul dermawan-dermawan dadakan, semoga saja niat mereka benar-benar karena membantu bukan karena ingin dipilih. Begitu juga dengan dakwah Islam, sekarang sudah mulai dipakai menjadi alat politik untuk kepentingan pribadi. Dari uraian tadi bisa kita lihat bahwasanya orang-orang pilihan sangat sulit didapat, orang-orang yang berdakwah dan membantu ummat hanya karena Allah bisa dibilang masih sedikit. Marilah kita semua berusaha menjadi orang-orang pilihan yang bisa bermanfaat bagi orang lain dengan tujuan hanya mengharap Ridho Allah SWT. Saudaraku semua yang bergerak di Lembaga Dakwah, Lembaga Sosial, para aktifis kampus, aktifis sekolah, aktifis kampung, ataupun yang lain marilah saling menggingatkan agar senantiasa memperbaiki niat hanya mengharap Ridho Allah SWT. Barang siapa membantu agama Allah maka Allah akan membantu dan mempermudah urusan.
Nurdin Syaiful Baladi, S. T ( Direktur Cermat Media )
Semua manusia diciptakan oleh Allah sama, diberi waktu 24 jam sehari. Dalam waktu yang diberikan itu ada yang bisa memanfaatkan dengan baik ada yang tidak, ada yang sukses ada yang tidak, bagamana dengan kita?…Pada masa sekarang ini banyak masyarakat yang belum bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, termasuk dalam beraktifitas kerja. Sebagian masyarakat ketika bekerja yang terjadi adalah sbb :
  1. Bekerja hanya karena orang lain (baca :pimpinan) jika pimpinan ada bekerjanya rajin, tetapi jika tidak ada bekerjanya seenaknya
  2. Kebiasaaan tidak disiplin “berangkat terlambat pulang cepat sebelum waktu pulang”
  3. Menunda pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikan hanya karena malas
  4. Banyak ngobrol saat bekerja sehingga melalaikan waktu dengan sia-sia
  5. dan masih banyak lagi…
Sebagai seorang muslim hendaknya ketika beraktifitas atau bekerja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai pegangan :
  1. Bekerja ikhlas hanya karena Allah
  2. Bekerja sebagai ibadah
  3. Bekerja sebagai Jihad
  4. Bekerja untuk Maisyah
Insya Allah jika 4 hal diatas dilaksanakan maka segala aktifitas akan terasa ringan. Memang untuk mewujudkan itu butuh pengorbanan dan keistiqomahan karena tidak semua orang bisa dengan mudah melaksanakannya. Semoga Allah senantiasa memberika kita semua keistiqomahan. Teringat ungkapan mengatakan “Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin dilakukan jika Allah berkehendak dan kita mau berusaha melaksanakan” dan Allah tidak akan mengubah nasib kaum-Nya jika kaum-Nya itu sendiri tidak mau berubah. Semoga kita semua digolongkan dalam orang-orang yang mendapat rahmat dan pertolongan Allah SWT. Amiin.
oleh : Nurdin Syaiful Baladi, S. T ( Direktur Cermat Media)
Sahabat, hidup ini merupakan roda yang berputar terkadang dibawah terkadang diatas. Manakala kita berada di bawah kemudian ada seseorang yang menguatkan, membantu, membimbing sehingga kita bangkit dan kembali bersemangat bahkan sukses masihkan kita ingat kebaikan orang tersebut?..Mungkin kita tetap ingat kalau tidak pernah ada masalah, tetapi seandainya orang tersebut sempat berselisih, tidak sepaham, bahkan mengkritik kita dengan tujuan kebaikan apakah kita tetap masih ingat?…Nah terkadang kita begitu mudahnya melupakan kebaikan orang lain karena pernah berselisih, tidak sepaham, atau mengkritik kita. Ini juga bisa berlaku di suatu perusahaan, organisasi, lembaga, yayasan, atau instansi pemerintahan. Orang yang tadinya memiliki jasa besar dalam perkembangan perusahaan atau organisasi tiba-tiba harus disingkirkan karena yang bersangkutan mengkritik dan tidak sepaham dengan perusahaan atau organisasi Padahal bisa jadi kepedulian orang lain justru karena kritikan untuk ke arah lebih baik. Yuk mulai saat ini jangan pernah melupakan kebaikan orang lain sekecil apapun
by : Nurdin Syaiful Baladi, S. T ( Direktur Cermat Media )
Terkadang ironis melihat dunia pendidikan di Indonesia saat ini yang tercoreng dari beberapa oknum yang melakukan tindakan yang kurang menyenangkan. Mulai dari pelecehan seksual, penyiksaan, kecurangan dalam Ujian Nasional, dll. Di lain sisi ada sebagian dari saudara kita yang belum bisa mengenyam pendidikan karena keterbatasan biaya. 

Mahalnya biaya pendidikan saat ini juga menjadi penghambat perkembangan anak didik terutama mereka yang ingin melanjutkan jenjang Pendidikan Perguruan Tinggi. Kita bisa melihat di beberapa daerah anak-anak rela berjalan berjam-jam, melewati jembatan gantung, meyeberang sungai hanya untuk belajar menuju bangku sekolah. Belum lagi Kondisi sekolah yang sudah tidak layak lagi, tetapi banyak juga anak-anak lain yang tergolong mampu malah terjerumus di narkoba, tawuran pelajar, pergaulan bebas, dll.

Sekat antara orang yang kaya dan miskin sekarang semakin lebar. Mereka yang kaya akan semakin kaya, yang miskin akan semakin miskin menyusul kebijakan-kebijakan pemerintah yang makin menyengsarakan rakyat. Kalau kita melihat baru-baru ini, orang-orang rela mengeluarkan biaya besar untuk berlomba menjadi Caleg di Pemilu yang tidak tanggung-tanggung mengeluarkan banyak biaya sampai puluhan milyar bahkan trilyunan. Kemiskinan rakyat sebagai bahan jualan kampanye dan hanya saat itu juga mendapatkan uang yang tidak seberapa hanya ingin memperoleh suara.

Jika uang tersebut dimaksimalkan untuk dunia pendidikan maka banyak saudara kita yang akan mendapatkan pendidikan yang layak. Semoga kepemimpinan mendatang akan menghasilkan pemimpin yang benar-benar memperhatikan kepentingan rakyat seperti Umar bin Khattab. Semoga….
Nurdin Syaiful Baladi, S. T ( Direktur Cermat Media )